Kemerdekaan Indonesia
Sejarah kemerdekaan negara Indonesia dimulai dengan tibanya Portugis di Malaka pada tahun 1512 dan menjadi negara Eropa pertama yang datang ke Indonesia. Niatan awal mereka adalah untuk mendominasi sumber rempah-rempah yang berharga mahal, dimana rempah-rempah tadi bisa didapatkan dengan mudah di Indonesia. Selain itu, mereka juga memiliki misi misionaris dari gereja Romawi mereka. Awalnya, pihak Portugis berusaha membuat koalisi dan perjanjian damai pada tahun 1522 dengan kerajaan Sunda di Jawa Barat yang gagal karena keagresifan kerajaan Jawa tersebut. Pihak-pihak Portugis ini kemudian mulai mengincar Maluki
Pendudukan Indonesia oleh Portugis tidak berlangsung lama, karena pada tahun 1575, tentara Portugis mengalami kekalahan saat melawan suku asli Ternate. Hal ini juga diperparah dengan mulai tibanya pihak Belanda yang muncul di Ambon, Maluku Utara, dan Banda. Seluruh faktor terkait tadi mulai mengurangi pengaruh Portugis di Indonesia hingga hanya Solor, Flores, dan Timor yang sekarang ada di Nusa Tenggara. Salah satu peninggalan Portugis di Indonesia adalah beberapa nama keluarga seperti da Costa, Dias, de Fretes, Gonsalves, dan lain-lain. Efek paling signifikan yang ditimbulkan oleh kedatangan Portugis adalah tertanamnya Kristen di Indonesia, yang hingga kini terus berkembang secara pesat.
Setelah Portugis angkat kaki dari Indonesia, Sejarah kemerdekaan negara Indonesia berlanjut dengan munculnya VOC. Pertama tiba di kepulauan Indonesia pada tahun 1602, VOC dimotori oleh terbunuhnya lebih dari setengah kru ekspedisi mereka setelah membunuh pangeran Jawa pada tahun 1596. Monopoli perdagangan rempah di Indonesia selama 21 tahun juga diberikan oleh States General Belanda.
Pos pertukaran permanen Belanda yang pertama di Indonesia didirikan di Banten pada tahun 1603. Dilanjutkan pada tahun 1611 di bagian utara Jawa dan yang lainnya di Jayakarta yang nantinya berubah namanya menjadi Batavia dan sekarang menjadi Jakarta. Markas besar VOC sendiri ada di Ambon dan berdiri dari tahun 1610 hingga tahun 1919, dan meskipun terletak tepat di tengah tempat produksi rempah, tempat ini jauh dari rute perdagangan Asia dan aktivitas VOC lainnya yang melintang dari Afrika ke Jepang.
Ekspansi VOC dimulai dengan rencana yang dimiliki Jan Pieterszoon Coen untuk membuat Batavia sebagai pusat perdagangan setelah ia dipilih menjadi Gubernur Jendral VOC pada tahun 1619. Meskipun pada akhirnya rencana ini tak pernah terealisasikan, Coen mampu membangun monopoli Belanda akan rempah lewat aliansi yang ia buat bersama Sultan Ternate di tahun 1607. Pada pertengahan abad ke-17, Batavia berubah menjadi titik penting dalam pertukaran. Batavia juga berhasil menjadi benteng penghalang serangan Kerajaan Mataram.
Sejarah kemerdekaan negara Indonesia kembali berlanjut setelah VOC bangkrut dan pasukan Belanda sendiri yang turun tangan di Indonesia. Pendudukan ini berlangsung selama 142 tahun dari tahun 1800 sebelum akhirnya pihak Belanda diusir paksa oleh Jepang. Ada beberapa dampak pendudukan Belanda dan VOC di Indonesia yang diantaranya adalah perubahan sistem dagang serta teknologi persenjataan dan pengiriman barang. Yang menyebabkan sangat sedikit dampak dari pendudukan Belanda adalah karena mereka hidup dalam status yang berbeda dan meminimalisir kontak dengan orang-orang Indonesia.
Invasi Jepang ke Indonesia dimulai dengan deklarasi perang oleh Belanda terhadap Jepang pada tahun 1941. Ketika mendeklarasikan perang ini, dibuatlah sebuah badan bernama American-British-Dutch-Australian Command (ABDACOM) untuk mengoordinir pasukan Sekutu di Asia Tenggara di bawah perintah Jendral Archibad Wavell. Invasi awal Jepang dimulai pada tahun 1942 dimana mereka mulai menginvasi daerah Sulawesi dan Kalimantan dari pihak-pihak Sekutu. Ketika Februari tiba, tentara Jepang sudah tiba di Sumatra dan memotori rakyat Aceh untuk mengusir Belanda. Pada 19 Februari, Jepang tiba di Timor setelah sebelumnya berhasil menguasai Ambon. Awalnya, kedatangan Jepang ke Indonesia ini disambut dengan penuh antusiasme dan optimisme karena jargon 3A mereka.
Berbeda dengan Belanda yang mati-matian menekan ide nasionalisme, Namun Jepang terus berusaha mendukung ide ini meskipun selama dua bulan pertama mereka melarang penggunaan kata Indonesia. Dukungan Jepang terhadap ide nasionalisme ini berperan penting dalam sejarah kemerdekaan negara Indonesia karena hal ini jugalah yang membuat generasi muda di masa itu menjadi berapi-api untuk merdeka. Pada tanggal 29 April 1945, pihak Jepang mendirikan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) setelah mereka sadar bahwa mereka sedang terdesak dan hampir kalah sehingga mereka mulai mencoba untuk memainkan itikad baik bangsa Indonesia. Setelah beberapa kali pertemuan, BPUPKI akhirnya dibubarkan karena telah memenuhi tugasnya. Pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta akhirnya menyuarakan gema proklamasi kemerdekaan Indonesia setelah sebelumnya ditekan oleh kelompok pemuda.
Sumber : http://www.portalsejarah.com
hai nick